10 Spesies Darat Yang Dapat Bercahaya

Bioluminensi - Di dunia ini ada beberapa spesies mahluk hidup yang tubuhnya memiliki kemampuan mengeluarkan cahaya secara alami. Dalam istilah science kemampuan mahluk hidup untuk mengeluarkan cahaya dari tubuhnya itu dinamakan bioluminensi. Jadi tubuh organisme tersebut mampu mengeluarkan reaksi kimia tertentu sehingga dapat menghasilkan semacam emisi cahaya yang berpendar berwarna merah, kuning, hijau atau biru.

Umumnya organisme / mahluk hidup yang memiliki kemampuan bioluminensi ada pada organisme berupa :
-Bakteri
-Jamur / Fungus
-Invertebrata seperti serangga dan cacing
-Beberapa organisme perairan seperti plankton, ikan, udang, dan ubur-ubur. Terutama organisme perairan yang menghuni laut dalam.

Kemampuan bioluminensi tidak ditemukan pada organisme vertebrata terestial, mamalia, amfibi, dan tumbuhan berbunga, apalagi manusia. Sayang sekali, padahal Uniklopedia berfikir akan keren kalau manusia punya kemampuan mengeluarkan cahaya. Itu bisa membantu menghemat tagihan listrik PLN yang makin lama makin mahal.

Fungsi bioluminensi pada organisme tersebut berbeda-beda. Ada yang berguna untuk mengirim sinyal kawin kepada lawan jenis, ada yang menggunakan sebagai mekanisme pertahanan alami terhadap predator, ada yang menggunakan sebagai alat untuk berburu mangsa, dan ada yang menggunakannya untuk menghemat tagihan listrik. Namun ada juga beberapa organisme yang fungsi bioluminensinya belum berhasil diungkap oleh ilmuwan, seperti pada jenis mikroba.

Organisme yang memiliki kemampuan bioluminensi dapat ditemukan di perairan, khususnya laut dalam. Sedangkan kemampuan bercahaya yang dimiliki oleh mahluk darat tidak banyak yang membahas padahal jumlah spesiesnya juga cukup banyak. Bagi orang-orang Indonesia apabila ditanya binatang apa yang dapat mengeluarkan cahaya, umumnya akan menjawab 1 saja, yaitu kunang-kunang. Karena memang hanya itu yang ada di Indonesia. Itu pun sekarang di daerah perkotaan sudah tidak ada, di desa juga sudah jarang. Untunglah di rumah admin kalau malam kadang suka ada 1 sampai 2 ekor kunang-kunang yang mampir, biasanya admin suguhin teh dan kue bolu.

Di artikel kali ini Uniklopedia akan 10 jenis organisme yang hidup di darat dan memiliki kemampuan bioluminensi.

Ini dia daftarnya :

Glittering Glow Worm (Cacing Glitter)
hewan bercahaya
Gua Waitomo
Nama latin dari cacing glitter adalah Arachnocampa luminosa. Organisme ini juga dikenal sebagai agas jamur. Tubuhnya sebesar batang korek api. Habitatnya di tempat yang gelap dan lembab. Cacing glitter konon hanya ditemukan di Selandia Baru, mereka bisa ditemukan di dalam gua. Gua itu biasanya juga dijadikan tempat wisata seperti pada gua Waitomo. Atraksi bioluminensi yang menyala pada atap-atap dan dinding gua menjadi tontonan yang menarik karena cahaya alami cacing-cacing itu terlihat indah dan menenangkan.

binatang bercahaya
Gua Waitomo
Meskipun dinamakan agas jamur dan cacing, namun sebenarnya organisme ini bukanlah jamur atau cacing, namun serangga bersayap. Cacing itu adalah bentuk larva dari serangga Arachnocampa luminosa. Serangga ini meletakkan telurnya di langit-langit dan dinding gua. Telur itu menetas dalam bentuk larva sebelum akhirnya akan bermetamorfosa menjadi serangga.

Fase larva adalah fase terpanjang dari spesies serangga ini. Fase larva kira-kira lamanya 9 bulan. Pada fase ini larva harus terus makan, mereka memakan serangga-serangga lain dan sesamanya (kanibalisme). Caranya mereka memproduksi tali semacam sutra dari tubuhnya. Tali itu sepanjang +/- 50 cm dan dilumuri lendir yang lengket. Fungsi tali itu adalah untuk menjerat serangga-serangga yang nempel di tali itu. Mereka menjuntaikan talinya di atap-atap gua. Larva-larva itu lalu menunggu di tali itu sembari mengeluarkan cahaya berwarna biru kehijauan dari tubuhnya. Fungsi cahaya itu untuk menarik perhatian serangga-serangga yang akan dijadikan mangsa. Uniknya semakin lapar larva-larva itu maka akan semakin terang cahaya tubuh mereka. Begitu mangsa tertarik, mereka akan terjerat oleh lendir lengket dari tali larva. Larva turun dan memakan serangga itu. Begitu seterusnya sampai 9 bulan lamanya. 

Serangga ini hanya makan pada fase larva, karena begitu mereka metamorfosa menjadi serangga, mereka tidak bisa makan karena tidak punya mulut. Satu-satunya tujuan mereka berubah bentuk menjadi serangga hanyalah untuk berkembangbiak. Setelah itu mereka akan mati.

Larva yang telah berubah menjadi serangga akan menjalani musim kawin. Serangga betina akan mengeluarkan cahaya untuk menarik perhatian serangga jantan. Biasanya serangga betina jumlahnya lebih sedikit dibanding serangga jantan, sehingga serangga jantan harus bertarung satu sama lain. Yang kalah mati, dan yang menang dapat hadiah mengawini serangga betina. Setelah kawin, pejantan itu mati, tinggal betina yang mengandung dan bertelur. Betina pada saat bertelur akan kehilangan kemampuan bercahaya, setelah bertelur mereka juga akan mati.

Shiny Snail (Siput Mengkilap)
siput bercahaya
Quantula striata
Nama latin dari Shiny snail adalah Quantula striata. Kalau dilihat-lihat bentuknya mirip keong siput pada umumnya. Namun ternyata siput ini adalah satu-satunya siput darat yang mampu bercahaya di muka bumi ini. Siput ini bisa ditemukan di Asia Tenggara. Admin tidak tahu apakah siput ini ada di Indonesia atau tidak, namun sepertinya tidak ada di pulau Jawa.

Keunikan dari keong ini adalah ketika bertelur, maka telur itu terus mengeluarkan cahaya sampai menetas. Setelah menetas keong kecil masih mengeluarkan kilatan cahaya yang berkedip-kedip dari belakang mulut mereka. Cahayanya kuning kehijauan dan nyalanya redup. Cahaya ini terus diproduksi oleh keong selama beberapa hari.

Ilmuwan masih belum menemukan jawaban untuk apa fungsi cahaya pada tubuh keong tersebut. Ada yang menduga kalau fungsi cahaya keong adalah sebagai sarana komunikasi sesama mereka atau semacam cara keong mengundang sesamanya untuk berkumpul. Namun menariknya cahaya itu tidak diproduksi lagi oleh keong ketika mereka memasuki masa reproduksi.

Flashy Fungus (Jamur Cahaya)
jamur cahaya
Jamur cahaya
Selain serangga, bioluminensi paling umum dimiliki beberapa jenis jamur. Setidaknya ada 50 spesies jamur bercahaya yang telah diindentifikasi. Jamur-jamur itu tumbuh di Australia dan Amerika Utara. Jamur dari Australia umumnya berpendar lebih kuat dibanding dari Amerika Utara.

Salah satu spesies paling keren adalah jamur lucentipes Mycena. Dimana satu dari enam spesies jamur bioluminensi ditemukan ilmuwan pada tahun 2006 di hutan Atlantik, Brasil. Jamur itu menyala hijau terang pada malam hari. Ilmuwan terpikat dengan sinar terang jamur itu.

Alasan kenapa jamur itu bersinar masih menjadi misteri. Mycologists atau ahli jamur juga tidak mempunyai jawabannya, namun mereka menduga kemungkinan cahaya itu berguna untuk menarik beberapa jenis serangga yang dapat membantu penyebaran spora jamur. Dugaan lainnya adalah cahaya itu berfungsi untuk mencegah serangga yang akan memakan jamur, caranya cahaya itu akan menarik predator serangga untuk mendekat ke jamur sehingga jika ada serangga yang ingin memakan jamur maka serangga tersebut akan dimakan predator tersebut / dengan kata lain jamur menyala untuk mengundang musuh-musuh mereka agar dapat melindungi jamur itu sendiri.

Ilmuwan percaya masih ada beberapa spesies jamur bercahaya di luar sana yang belum ditemukan. Sayangnya di Indonesia tidak ditemukan jenis jamur yang bercahaya ini. Kalau ada, admin ingin menanam jamur itu di rumah admin.

Mungkin kalau dipelajari ini bisa jadi ladang bisnis bagus buat Indonesia. Kalau dijual kemungkinan laku besar dan bisa jadi tren.

Toxic Glow in The Dark Milipedes (Kaki Seribu Beracun)
binatang bercahaya
Kaki Seribu
Ada lebih dari 12.000 spesies kaki seribu di muka bumi ini. Tapi hanya sedikit dari mereka yang termasuk dalam genus Motyxia yang bercahaya, dan jenis itu hanya terdapat di daerah pegunungan California. Pada siang hari mereka hidup di bawah tanah tapi setelah malam tiba, mahluk buta ini keluar dari tanah untuk mencari makan dan memancarkan cahaya konstan dari exoskeleton mereka. Walau cahaya mereka mengundang predator, namun ketika terganggu atau terancam mereka melepaskan sianida beracun dari pori-pori kecil di tubuh mereka untuk mengusir predator.

Peneliti yang penasaran membuat percobaan untuk menguji efektivitas racun kaki seribu dalam menghalau mangsa. Peneliti meletakkan kaki seribu palsu terbuat dari tanah liat yang di cat tepat di samping kaki seribu bercahaya di malam hari. Keesokan paginya peneliti memeriksa kembali. Hasilnya mengejutkan, kaki seribu palsu diserang predator empat kali lebih sering daripada kaki seribu bercahaya asli.

Terkait kemampuan bioluminensi kaki seribu ini, peneliti mengatakan mereka memiliki mekanisme bioluminensi yang berbeda dibanding mahluk darat lainnya. Ia tidak menggunakan enzim luciferase tapi menggunakan photoprotein yang menyala ketika diaktifkan dengan senyawa tubuh yang kaya kalsium. Mekanisme ini mirip dengan cara ubur-ubur Aequorea Victoria yang hidup di laut.

Radiant Railroad Worms
cacing bercahaya
Railroad Worms
Cacing ini ketika dewasa memiliki panjang sekitar 5 cm. Bentuknya menyerupai larva. Cacing ini memiliki kemampuan bioluminensi yang unik, karena cahaya yang dipancarkan tidak hanya satu tapi dua warna di berbagai bagian tubuh mereka. Cacing ini masuk dalam genus Phrixothrix dan mendiami wilayah Amerika Selatan.

Cacing ini dinamakan railroad karena kalau diliat-liat ia menyerupai miniatur kereta api yang pergi di malam hari : "Kepala bersinar merah berapi-api sedangkan tubuh memancarkan cahaya hijau melalui sebelas pasang bintik-bintik bercahaya dalam baris tubuh yang teratur".

Para ilmuwan menduga fungsi cahaya ini adalah sebagai mekanisme pertahanan terhadap predator. Hal ini berdasarkan penelitian sederhana. Peneliti mencoba mengganggu cacing ini dengan mengetuk-ngetuk daerah sekeliling cacing. Menghadapi gangguan seperti itu cacing langsung menyalakan cahaya di kepala mereka yang berwarna merah. Kemudian ketika peneliti mengganggu mereka dengan meniup tubuh mereka, cacing itu menyalakan cahaya merah di bagian kepala dan cahaya hijau di baris tubuh mereka secara bersamaan. Berdasarkan hal itu peneliti menyimpulkan bahwa fungsi cahaya pada cacing itu adalah untuk memberi kesan kepada predator bahwa mereka berbahaya.

Luminous Click Beetle (Kumbang Klik)
Kumbang bercahaya
Kumbang Klik
Kumbang ini masuk pada family Elateridae (kerabat dekat dari kunang-kunang). Beberapa jenis kumbang ini terutama yang berasal dari genus Pyrophorus mampu bercahaya. Mereka ditemukan di daerah tropis di belahan bumi Barat.

Fungsi cahaya pada tubuh mereka diperkirakan juga sebagai mekanisme pertahanan diri terhadap predator. Tetapi kumbang ini punya bioluminensi yang unik, misalnya pada spesies Jamaika Pyrophorus plagiophthalamus. Unik karena dapat menghasilkan dua warna cahaya yang berbeda pada tubuhnya; bawah tubuhnya memancarkan cahaya kuning dan bagian atas tubuhnya ada lampu yang menyala hijau. Cahaya bagian atas dan di bagian bawah diduga memiliki fungsi yang berbeda.

Lampu menyala begitu intens sehingga mereka dapat dilihat pada jarak lebih dari 30 meter jauhnya. Menurut ilmuwan kumbang ini terlihat seperti mahluk dari planet lain. Para ilmuwan menduga bahwa lampu bagian atas berfungsi sebagai pemberi kesan kepada predator bahwa mereka berbahaya, sedangkan lampu di bawah perut mereka berfungsi sebagai komunikasi untuk lawan jenis

Freaky Glowing Cocroach
Kecoa bercahaya
L lucka
Ya betul, serangga ini adalah kecoak. Bisa dibayangkan kecoak yang biasa saja sudah sangat dibenci kaum hawa di Indonesia. Apalagi kalau kecoaknya mampu bercahaya kelap-kelip, dan berlarian kesana kemari di rumah Anda?

Lucihormetica lucka sayangnya diduga sudah punah. Spesies ini hanya menghuni hutan hujan di dekat gunung berapi di Ekuador dan spesimen terakhir yang berhasil ditemukan kira-kira tahun 1939. Kemungkinan spesies ini sudah punah sekarang.

Tapi pada tahun 1999 ada 13 spesies baru telah diidentifikasi di Amerika Selatan sebagai sub spesies dari L. Lucka. Ada lampu di dua bagian tubuh seperti mata dan tempat lain di punggungnya mirip kumbang klik. Kumbang klik diketahui mampu mengeluarkan racun, tetapi kecoak ini tidak benar-benar beracun (mereka hanya berpura-pura; mereka cerdik meniru kumbang klik, kerabat mereka yang lebih tua). Cahaya itu memancarkan cahaya identik dengan warna kumbang klik dan bertujuan untuk mengecoh predator. Penampilannya benar-benar menipu. Bintik-bintik cahaya kecoak dipenuhi dengan bakteri yang hidup di exoskeleton nya.

Eerie Earth Worms
Cacing bercahaya
Eerie Earth Worms
Apakah Anda pernah melihat cacing tanah bersinar? Admin sendiri belum pernah. Tapi ada sekitar 33 spesies cacing tanah bercahaya di muka bumi ini. Sebagian besar dari mereka berkerumun di Amerika Selatan. Mereka memancarkan cahaya dari spektrum warna biru sampai merah.

Cacing tanah biasanya mengeluarkan lendir, yang para ilmuwan sebut cairan coelemic, Beberapa spesies cacing mengeluarkan lendir yang bercahaya, seperti spesies Octochaetus multiporus di Selandia baru, mengeluarkan lendir berwarna oranye dari mulutnya dan anusnya ketika merasa terganggu atau terancam. Cacing tanah dari Georgia, Diplocardia longa, ditemukan di tanah berpasir dataran pesisir, lendirnya berwarna biru cemerlang yang diduga sebagai alarm terhadap predator.

Beaming Bacteria
Bakteri bercahaya
Photorhabdus
Bakteri Photorhabdus sangat unik karena mereka adalah satu-satunya bakteri tanah yang mampu bercahaya. Mereka bersimbiosis dengan cacing nematoda (cacing gelang) untuk menyerang mangsa. Mikroba ini hidup nyaman bersimbiosis dengan cacing nematoda, di mana mereka berdua bersama-sama mendapatkan keuntungan. Mikroba ini menghasilkan cahaya biru lembut untuk cacing yang membantu menarik mangsa, dan pada gilirannya mereka berbagi beberapa nutrisi dari mangsa cacing.

Nematoda ini sebenarnya parasit yang berburu serangga tanah lain seperti larva kumbang, ngengat, dan lalat. Cacing ini menembus ke dalam serangga dan berkembang biak di dalam tubuh serangga. Setelah masuk, mereka memuntahkan mitra mikroba berbahaya mereka ke dalam aliran darah inang. Mikroba kemudian membunuh tuan rumah dengan menyuntikkan protein insektisida yang mematikan ke dalam sel dan enzim serangga. Setelah serangga keracunan, cacing pada gilirannya memakan tubuh serangga dan berkembang biak di dalam tubuh serangga. Bila kekurangan makanan, bakteri akan memakan tubuh cacing nematoda dalam proses yang disebut endotokia matricida.

Sementara bakteri P. luminescens mematikan untuk serangga, mereka tidak berbahaya bagi manusia. Bahkan, kapasitas antibiotik yang produksi mereka terbukti menjadi keuntungan untuk tentara yang terluka di medan perang selama Perang Sipil pada tahun 1862 (era pra-antibiotik). Rupanya beberapa tentara yang terluka, terutama mereka yang menunggu di tengah hujan dingin menunggu bantuan, dari Pertempuran Shiloh tampaknya bertahan lebih baik dan lebih cepat sembuh dari yang lain. Ternyata mereka memanfaatkan bakteri P. luminescens ke luka mereka. Luka mereka tampak bersinar (sebuah fenomena yang dikenal sebagai "Angel Glow"). Hal itu karena luka-luka mereka dikerubuti oleh P. luminescens dari tanah berlumpur yang melindungi mereka dari infeksi oleh bakteri mematikan lainnya. Jadi dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, beberapa infeksi bakteri pada luka sebenarnya bisa membantu - terutama bakteri yang bercahaya.

Fire Flies (Kunang-kunang)
kunang-kunang
Parade kunang-kunang di alam terbuka
Terakhir pada daftar kali ini dihuni oleh kunang-kunang. Organisme darat bioluminensi yang paling populer dan paling banyak dipelajari. Cahaya kunang-kunang unik untuk setiap jenis spesies. Ada yang kuning, hijau, atau merah. Kunang-kunang jantan menunjukkan kilatan cahaya tertentu yang hanya dipahami oleh betina. Bioluminensi kunang-kunang juga berfungsi untuk proses berkembang biak seperti menarik minat lawan jenis.

Ada fenomena unik di dunia kunang-kunang.
Kunang-kunang betina dari genus Photuris terkadang menggunakan lampu cahaya mereka untuk memikat kunang-kunang pejantan dari genus Photunis, bukan untuk tujuan kawin, tetapi untuk memakan kunang-kunang jantan dari jenis lain. Caranya kunang-kunang Photuris betina akan meniru pola kilatan lampu dari kunang-kunang Photunis betina. Photunis Pejantan yang berharap dapat menemukan jodoh lalu mendekati kunang-kunang Photuris betina, setelah didekati bukan jodoh yang mereka dapatkan tetapi kematian yang menanti mereka.

Jadi mengapa mereka kunang-kunang betina Photuris memakan kunang-kunang pejantan dari spesies lain?
Karena kunang-kunang Photuris betina kekurangan senyawa defensif yang disebut lucibufagins, yang membantu untuk mencegah predator seperti laba-laba dari memangsa mereka. Kebetulan senyawa tersebut dimiliki kunang-kunang Photunis jantan dalam jumlah yang berlebih. Itulah alasan kunang-kunang Photuris betina mendapatkan senyawa itu, yaitu dengan cara memakan sepupu mereka. Hebat ya, kunang-kunang bisa paham proses begituan belajar dimana ya?

kunang-kunang
Photuris betina memangsa Photunis jantan

Enzim luciferase kunang-kunang menarik perhatian para ilmuwan. Saat ini banyak penelitian enzim luciferase, enzim yang membuat kunang-kunang bercahaya. Ilmuwan kedokteran memanfaatkannya untuk membantu memantau perkembangan tumor dan kanker. Di dalam elektronik terapan, para ilmuwan mencoba menerapkan prinsip kinerja luciferase untuk memproduksi lampu hemat energi yang lebih hemat dibanding lampu neon dan lampu LED. Penelitian lebih jauh adalah penggunaan luciferase sintetis dan menggabungkannya ke dalam beberapa jenis tumbuhan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk membuat tumbuhan yang mampu bercahaya di malam hari. Tanaman yang bercahaya telah berhasil diciptakan sekitar tahun 1986, namun aplikasinya untuk konsumen yang lebih luas masih diteliti lebih lanjut. Yang pasti aplikasi teknologi luciferase akan membuka masa depan teknologi yang lebih cerah.

===0===



Sumber : https://lifescienceexplore.wordpress.com/2013/12/31/10-awesome-land-creatures-that-can-glow/

8 comments

Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
Promo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^

Tahun baru telah menanti kita semua, menjelang akhir tahun kami S1288poker akan membagikan Free chips untuk anda semua member setia S1288poker. Mau chips gratis? dan hadian nya?
Mari bergabung sekarang juga hanya DI S1288poker

untuk info lebih lanjut silakan hubungi kontak CS S1288poker di bawah ini
BBM - 7AC8D76B
WA - 08122221680
LINE : S1288_POKER

Salam JP
by S1288poker.

Ayo daftarkan diri anda bersama kami di kelinci99.info ya..
1 id bisa bermain sepuasnya..."
kontak 2.B.1.E.7.B.8.4...
dengan cs angelina sedang bertugas..


Ayo daftarkan diri anda bersama kami di kelinci99.info ya..
1 id bisa bermain sepuasnya..."
kontak 2.B.1.E.7.B.8.4...
dengan cs angelina sedang bertugas..


Ayo daftarkan diri anda bersama kami di kelinci99.info ya..
1 id bisa bermain sepuasnya..."
kontak 2.B.1.E.7.B.8.4...
dengan cs angelina sedang bertugas..

Ayo daftarkan diri anda bersama kami di kelinci99.info ya..
1 id bisa bermain sepuasnya..."
kontak 2.B.1.E.7.B.8.4...
dengan cs angelina sedang bertugas..

Ayo daftarkan diri anda bersama kami di kelinci99.info ya..
1 id bisa bermain sepuasnya..."
kontak 2.B.1.E.7.B.8.4...
dengan cs angelina sedang bertugas..


EmoticonEmoticon