Deretan Jenderal Muslim Dalam Sejarah China

Pada bulan ramadhan 1437H yang mulia ini, artikel Fakta Wow Uniklopedia kali ini akan menyuguhkan fakta yang berhubungan dengan Islam. Ya tidak terlalu berhubungan dengan agama Islam sih, tapi kalau mau dihubung-hubungkan sepertinya masih bisa. Kebetulan tadi sewaktu mampir ke merdeka dot com ada artikel yang membahas tentang sejarah 4 jenderal muslim dalam sejarah China. Artikelnya admin bawa kemari sekalian ditambah beberapa jenderal muslim China lainnya yang admin temukan di internet. Walaupun informasi yang admin dapatkan sedikit sekali tetapi admin rasa cukup untuk menambah wawasan.

Langsung saja ini dia beberapa jenderal muslim dalam sejarah China

Tie Xuan (1366-1402)

Tie Xuan seorang keturunan pedagang Arab. Dia menjabat sebagai menteri pertahanan dari kekaisaran selama awal dinasti Ming dari China. Dia terkenal loyal kepada kaisar Jian Wen. Selama perang Jinnan ia menolak untuk menyerah kepada pangeran Yan (yang akhirnya menjadi kaisar Yongle) sehingga akhirnya dieksekusi oleh pangeran Yan. Patungnya dibangun di banyak tempat di China untuk mengingat kesetiaannya.

Tie Xuan

Ma Gui (1543-1607)

Ma gui, adalah seorang jenderal muslim Hui di Dinasti Ming. Selama karir militernya, ia meluncurkan beberapa pertempuran melawan Oirats Mongol, dan membantu Korea untuk melawan invasi Jepang selama periode Wangli (1592-1598)

Zheng He (1371-1433)

Ini yang paling terkenal di Indonesia. Zheng He (1371-1433) atau di sini lebih terkenal dengan sebutan nama laksamana raja dilaut Cheng Ho. Profilnya sudah banyak dibahas di banyak website ataupun blog lain sehingga disini hanya akan Uniklopedia bahas sedikit saja. Zheng He adalah keturunan pedagang Persia, nama Persia nya : حاجی محمود شمس الدين (Haji Mahmud Shamsuddin). Ia menjabat sebagai laksamana armada selama awal Dinasti Ming. Zheng memerintahkan pelayaran ekspedisi ke Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Timur pada tahun 1405-1433.

Zheng He

 Ma Benzhai (1902-1944)

Sedikit sekali informasi yang kami dapatkan. Ia adalah seorang muslim Hui, dan dikenal sebagai seorang pahlawan anti-Jepang di Cina selama periode tahun 1940-an. Pada akhirnya dia bergabung dengan tentara merah China.

Ma Zhongying (1910 -1936)

Ma Zhongying adalah seorang muslim Hui, selama menjabat panglima perang, dia memimpin tentara muslim Hui menghancurkan Republik Turkistan Timur Pertama yang didirikan oleh separatis Uighur di tahun 1930-an di Xinjiang.

Ma Zhongying

Ma Bufang (1903-1975)

Jenderal Ma Bufang menjabat sebagai pemimpin Pasukan Nasional Revolusioner. Chiang Kai Shek menjulukinya sebagai 'Pedang Kuomintang'. Dia pernah terlibat dalam Perang Sipil China pada tahun 1945-1949. Dia dipilih sebagai pimpinan di Hebei, namun kalah oleh pasukan CPC. Meski demikian, dia berhasil memukul mundur 1.500 Pasukan Komunis China, dengan persenjataan yang terbatas. Pada serangan yang lain ia memimpin serangan terhadap jalur suplai pasukan komunis di Yana'an, hasilnya 75 persen suplai untuk pasukan musuh terhenti.

Ia rajin mendirikan shalat, dan sering salat sunnah dan mengaji ketika masa perang. Bahkan, ajudannya sendiri (yang bukan muslim) sampai hafal seluruh bacaan dalam bahasa Arab. Selama menjalankan ibadahnya, Ma Bufang tak pernah melupakan waktu salat dan selalu membawa Tasbih serta Alquran di kantong bajunya. Pada suatu ketika dia pernah menantang 3 pemuda komunis yang hendak membakar masjid. "Bakar dulu saya, baru kalian bakar masjid ini," teriaknya lantang.

Setelah Perang Sipil berakhir, ia mengabdikan diri sebagai Ketua Dewan Ulama di Taiwan. Dia terpaksa keluar dari dinas militer karena kebijakan Angkatan Bersenjata Taiwan yang diskriminatif pada umat Islam yang menjadi tentara. Mungkin akibat kebijakan diskriminatif itu pula dia beberapa kali diserang berita-berita negatif, di antaranya dituduh membantai 25 Pasukannya sendiri. Namun, ia membantahnya.

Ma Bufang

Bai Chongxi (1893-1966)

Jenderal Bai dilahirkan di Guilin, Guangxi dan bernama asli Jiansheng. Dia merupakan keturunan pedagang Persia bernama Baiderluden dan diadopsi oleh keluarga China bermarga Bai. Nama muslimnya adalah Omar Bai Chongxi. Di usianya yang masih 14 tahun, dia memutuskan bergabung dengan dinas militer dengan mendaftar Sekolah Pelatihan Militer di Guilin. Namun sayang, pendidikan itu tak berlangsung lama, atas permintaan keluarga dia diminta melanjutkan pendidikannya di jurusan Ilmu Hukum dan Politik. Revolusi Xinhai pada 1911, membuatnya kembali sebagai tentara. Dia menjalani pendidikan dalam enam bulan sebelum dikirim ke Akademi Militer Baoding. Setelah itu, dia menjadi perwira Divisi Guangxi Pertama dan kembali ke kampung halamannya. Kariernya melonjak setelah mengikuti pelbagai pertempuran melawan faksi komunis dan Jepang.

Dia juga menyatakan tunduk kepada Kuomintang, dan melawan Kekaisaran China. Di bawah kepemimpinannya, dia mengalahkan puluhan ribu pasukan musuh sekaligus menawan komandannya. Kemampuannya menyusun strategi membuat Dr Sut Yat Sen memberikan jabatan sebagai Menteri Pertahanan Pertama. Sayang, kekuatannya tak berlangsung lama karena tentara komunis berhasil memukul mundur pasukannya hingga terpaksa dievakuasi ke Taiwan.

Bai Chongxi yang tubuhnya paling tinggi

Ma Hongbin (1884-1960)

Ma Hongbin adalah seorang panglima perang muslim China yang aktif selama era Republik, dan merupakan bagian dari Ma Clique. Dia sempat menjabat ketua pelaksana di provinsi Gansu dan provinsi Ningxia untuk waktu yang singkat.

Ma Hongkui (1892-1970)

Ma Hongkui / Shao Yun adalah seorang panglima perang terkemuka di China selama era Republik. Dia ditugaskan di provinsi Ningxia dengan pangkat letnan jenderal.

Ma Biao (1885-1948)

Ma Biao menguasai empat bahasa sekaligus, yakni dialek asli, Tibet, Arab dan China. Dia mengabdi sebagai seorang prajurit sejak belia, dan sudah terlibat dalam beberapa pertempuran, termasuk dalam Perang Dunia Kedua melawan Jepang. Ma Biao berkarier sebagai Tentara Revolusi Nasional yang berafiliasi dengan Partai Kuomintang. Di usianya yang masih sangat muda, dia sudah merasakan ganasnya pertempuran China-Jepang yang pertama, hingga revolusi Boxer. Berkat keberaniannya, kariernya melesat dengan cepat, hingga dipercaya sebagai komandan Komando Pertahanan Yushdu.

Ma Biao sempat menjabat komandan Divisi Kavaleri Sementara Pertama, Divisi Kavaleri Ke-8, Tentara Kavaleri Ke-2 kemudian menjabat Dewan Penasehat Militer. Ketika menyandang pangkat Letnan Jenderal, sebuah insiden antara pasukan China dan Jepang di Jembatan Marco Polo telah mengobarkan kembali pertempuran melawan Jepang. Ma Baio bersama pasukannya dikirim untuk mempertahankan wilayah China agar tidak direbut Jepang. "Saya sangat bersemangat menginjak setan kurcaci (julukan China untuk tentara Jepang), saya akan memberikan pembalasan bagi para martir yang telah mati, dan memberikan kemenangan bagi generasi muda," kata Ma Biao usai melaksanakan tugas dalam Pemberontakan Boxer. Dia pun membuktikan kata-katanya, tentara Jepang ditaklukkan dalam pertempuran di Huaiyang.

Meski memperoleh hasil gemilang dalam pertempuran, Ma Biao dipaksa pensiun dan meninggalkan medan tperang. Posisinya digantikan oleh Ma Bukang pada 1942. Ma Biao meninggal dunia dalam kecelakaan mobil saat berusia 63 tahun.

Ma Fuxiang (1876-1932)

Ma Fuxiang merupakan salah satu jenderal muslim dalam sejarah China yang paling gemilang. Sejak kecil, dia dididik dengan Alquran. Dia juga berlatih bela diri bersama kakanya Ma Fulu pada 1889, kemudian mendaftar ke sekolah militer tiga tahun kemudian.

Setelah lulus, dia mengabdi di bawah dinasti Qing dan dipromosikan sebagai Brigadir Jenderal serta ditempatkan di Palikum, New Dominion (sekarang Xinjiang). Dia juga terlibat dalam pemberontakan Boxer dan membunuh banyak orang asing dalam pelbagai pertempuran. Sejak itu, dia banyak terlibat pertempuran.

Karena kesetiaannya kepada kerajaan, dia mendapatkan banyak jabatan. Dia berkali-kali ditunjuk sebagai gubernur militer di beberapa daerah yang dikuasai Kekaisaran China.

Namun pada akhirnya pertemuannya dengan Dr Sun Yat-sen membuatnya bergabung dengan Kuomintang. Dia ikut serta dalam ekspedisi utara yang digelar Kuomintang, dan dipercaya sebagai utusan khusus bagi Kuomintang di beberapa wilayah bekas kekaisaran China, bahkan sebagai Komite Eksekutif Sentral di partai tersebut.

Dia juga berhasil mengasimilasi seluruh ras di China untuk bergabung ke dalam pasukannya. Semua mendapatkan kesetaraan, mulai dari seragam, senjata, pistol hingga teropong.

Ma Fuxiang

Selain para jenderal di atas, masih ada beberapa jenderal lagi pada masa era Republik.
Diantaranya :
-Ma Hongkui
-Ma Shaowu
-Ma Zhanchang
-Ma Bufang
-Ma Buqing
-Ma Hushan
-Ma Jiyuan

Banyaknya muslim yang mengambil peran di angkatan perang dan pemerintahan tidaklah mengherankan karena dakwah Islam kala itu memang sampai ke negeri China dan penduduk beragama Islam di China cukup banyak walaupun jumlahnya minoritas.

===0===

Sumber : http://defence.pk/threads/the-top-chinese-muslim-generals-in-chinas-history.363254/
http://www.merdeka.com/dunia/deretan-jenderal-muslim-di-china-yang-gagah-berani.html