Burung Cendrawasih - Burung Surgawi - Indonesia bagian timur adalah habitat burung-burung yang dijuluki berasal dari khayangan atau surga. Burung surga adalah julukan bagi burung Cendrawasih yang merupakan endemik asli pulau di Indonesia timur khususnya Papua. Dinamakan burung surga karena burung Cendrawasih dari Irian memang memiliki kelebihan berupa bulu yang panjang dan coraknya berwarna-warni. Sangat indah dan mempesona siapapun yang melihatnya. Perumpamaan untuk menggambarkan keindahan burung ini adalah bagaikan bidadari khayangan yang turun dari langit surgawi.
Julukan ini konon berawal dari penjelajah Eropa yang membawa bangkai burung Cendrawasih yang sudah diawetkan ke Eropa. Di Eropa bangkai burung ini membuat kagum para pembesar, karena selain penampakannya yang elok rupawan, para penjelajah menambahkan cerita khayalan bahwa burung ini adalah burung yang berasal dari negeri kediaman para dewata.
Kira-kira begini cerita singkatnya.
Menurut catatan sejarah ditemukan bahwa burung Cendrawasih pertama kali dibawa ke Eropa itu pada tahun 1522 oleh awak kapal Magellan sang penjelajah dunia. Menurut buku harian Antonio Pigafetta, burung Cendrawasih yang dibawa sudah dalam bentuk pajangan yang sudah diawetkan dan merupakan hadiah dari Sultan Bacan dari salah satu pulau di kepulauan Maluku untuk Kaisar Charles V. Selanjutnya hingga akhir tahun 1540-an pajangan burung ini “adalah pemandangan umum di lemari orang Eropa dan Turki yang kaya-kaya”.
Teknik pengawetan agresif bangkai burung yang digunakan pedagang pribumi di masa itu adalah dengan cara memotong kaki dan sayap burung, hal ini membuat para ilmuwan Eropa percaya bahwa burung ini tidak punya tulang, perut atau kaki. Dasar orang Eropa zaman dulu pinter ngibul, mereka bikin sendiri cerita yang aneh-aneh tentang burung ini. Mungkin biar harga pajangan burung ini jadi lebih mahal kalo dibumbui kisah-kisah yang berbau mistis gitu.
Burung ini kemudian di deskripsikan sebagai burung yang berenang perlahan di antara awan, hidup hanya dengan meminum embun di langit dan sinar matahari. Mereka tidak pernah mendarat sehingga tidak memerlukan kaki (jadi inget angry birds). Bahkan untuk berkembang biak sang betina meletakkan telurnya ke rongga khusus pada punggung jantan. Gimana... Ngibul tingkat dewa kan? Konon orang-orang Eropa banyak yang percaya cerita itu.
Sungguh burung yang luar biasa, ditambah lagi dengan ke elokan bulunya, maka burung ini kemudian diberi nama Burung Surga (Birds of Paradise). Dan spesies Cendrawasih Kuning Besar yang terkenal itupun mendapat nama latin Paradisaea apoda (apoda = tidak mempunyai kaki). Nah gitu kira-kira sekelumit sejarahnya.
Indonesia disebut sebagai negara dengan jumlah spesies cendrawasih terbanyak. Kira-kira sekitar 30 spesies Cendrawasih ditemukan di Indonesia timur. 28 jenis diantaranya mendiami tanah Papua. Burung Cenderawasih mati kawat (Seleucidis melanoleuca) adalah jenis yang menjadi maskot atau identitas Provinsi Papua. Masyarakat Papua juga banyak yang menggunakan bulu Cendrawasih sebagai hiasan dalam pakaian adat mereka. Karena keindahan bulunya pada abad ke-19 mulai banyak perburuan burung-burung ini untuk diambil bulunya maupun dijadikan pajangan bagi orang-orang berpunya. Hingga saat ini beberapa spesies Cendrawasih sudah ada yang terancam punah. Menyikapi hal ini pemerintah sudah membuat undang-undang yang memasukkan burung Cendrawasih ke dalam daftar satwa yang dilindungi.
Burung Cendrawasih dikelompokkan dalam famili Paradisaeidae. Ia terdiri dari 13 genus dan 43 spesies. Yang terkenal adalah spesies burung dari genus Paradisaea. Habitat aslinya di hutan-hutan lebat yang umumnya terletak di daerah dataran rendah dan hanya dapat ditemukan di Indonesia bagian timur terutama pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini. Beberapa spesies dapat ditemukan juga di Australia timur.
Di bawah ini ada beberapa foto penampakan burung Surga.
Lesser bird of paradise (Paradisaea minor)
Paradisaea Minor |
Spesies yang satu ini mungkin adalah yang paling dikenal orang. Burung ini mendiami hutan-hutan di bagian utara Papua Nugini dan beberapa pulau-pulau sekitarnya seperti pulau Misool dan pulau Yapen.
Raggiana bird of paradise (Paradisaea Raggiana)
Paradisaea Raggiana |
Spesies yang satu ini juga yang paling sering dilihat orang. Apabila diperlihatkan foto burung ini maka orang-orang akan langsung menyebut burung ini sebagai burung Cendrawasih.
Astrapia Ribbon-tailed (Astrapia mayeri)
Astrapia mayeri |
Spesies ini bukan berasal dari genus Parasediae tetapi dari genus Astrapia. Meskipun begitu ini adalah burung Cendrawasih dan memiliki keunikan berupa ekornya yang menjuntai panjang 3 kali panjang tubuhnya. Warna bulunya mengkilap dan nampak elegan (di mata admin).
Blue bird of paradise (Paradisaea rudolphi)
Paradisaea rudolphi |
Indah berwarna-warni dengan ekor tipis yang menjuntai memanjang. Warna bulu dominan biru sehingga burung ini mendapat julukan burung biru dari surga.
Riflebird Paradise (Ptiloris paradiseus)
Ptiloris paradisae |
Kabarnya burung ini muncul di film Earth. Tapi admin juga belum ngeliat film Earth sih. Kabarnya doang sih gitu. Burung ini endemik dari Australia timur, Admin kurang tahu apakah ada atau tidak spesies ini di tanah Papua. Mungkin ada.
Red bird of paradise (Paradisaea rubra)
Paradisaea rubra |
Burung merah dari surga. Disebut juga Cendrawasih merah. Fotonya pernah dimuat di uang 20ribuan dulu. Yang lahir tahun 2000-an pasti tidak ingat dengan uang 20ribuan dulu.
Lawes’s Parotia (Parotia Lawesii)
Parotia lawesii |
Tidak terlalu menarik, malah sekilas mirip perkutut. Tetapi keunikan dari spesies satu ini adalah kegemarannya menari. Admin belum pernah melihat tarian burung ini, mungkin tariannya digunakan untuk menarik lawan jenisnya.
King of Saxony bird of paradise (Pteridophora alberti)
Pteridophora alberti |
Dibandingkan burung Cendrawasih yang lain, spesies Cendrawasih yang ini terbilang mungil, panjangnya sekitar 22 cm untuk yang jantan, sedangkan betina lebih kecil lagi. Burung ini memiliki keunikan berupa surai panjang di bagian kanan dan kiri kepalanya. Surainya panjang sekali, seolah tidak mengimbangi tubuhnya yang mungil.
Wilson’s Bird of Paradise (Cicinnurus respublica)
Cicinnurus respublica |
Spesies ini juga tidak kalah kecil dibanding Cendrawasih lainnya. Panjangnya sekitar 21 cm. Coraknya adalah yang paling berwarna-warni, mencolok dan terlihat menggemaskan.
Princess Stephanie’s Astrapia (Astrapia stephaniae)
Astrapia stephanie |
Dari genus Astrapia, konon dulu sempat dijadikan gambar perangko. Dulu sempat koleksi perangko tetapi tidak ingat pernah ada gambar burung ini. Sekarang masih zaman nggak ya koleksi perangko?
Tentu masih banyak lagi foto-foto dari spesies-spesies Cendrawasih lain yang juga indah. Tetapi admin kira foto di atas cukup untuk menggambarkan eloknya burung surga penghuni tanah Papua. Tanah yang oleh banyak orang dijuluki sebagai serpihan surga yang jatuh ke bumi. Oleh karenanya memang tidak salah kalau Cendrawasih dijuluki sebagai burung surgawi karena dia memang penghuni tanah serpihan surga yang jatuh ke bumi.
===0===
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Burung-burung_Cenderawasih
1 comments
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
Promo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^
EmoticonEmoticon